Genteng keramik adalah jenis atap genteng yang terbuat dari bahan dasar tanah liat / clay seperti bahan keramik pada umumnya untuk bahan dasar marterial keramik lainnya.
Sejarah Genteng Keramik / Tanah LiatAsal usul atap genteng tanah liat (roof tile) jika ditelusuri lebih lanjut adalah berasal dari China, selama Zaman Neolitikum, dimulai sekitar 10.000 SM, dan Timur Tengah, beberapa waktu kemudian. Dari wilayah ini, penggunaan genteng tanah liat tersebar ke seluruh Asia dan Eropa. Tidak hanya orang Mesir kuno dan Babel, tetapi juga bangunan Yunani dan Romawi mereka menggunakan atap dan ubin dari tanah liat. Temuan awal genteng tanah liat di Yunani kuno berasal dari daerah disekitar Korintus (Yunani), dimana genteng mulai menggantikan atap jerami di dua kuil Apollo dan Poseidon antara 700-650 SM. Tradisi ini terus berlanjut di Eropa hingga saat ini. Kemudian orang Eropa membawa tradisi atap tanah liat ini hingga ke Amerika sekitar pada abad ke-17.
Genteng merupakan salah satu komponen penting pembangunan perumahan yang memiliki fungsi untuk melindungi rumah dari suhu,hujan maupun fungsi lainnya. Agar kualitas genteng optimal, maka daya serap air harus seminimal mungkin, agar kebocoran dapat diminimalisir. (Musabbikhah dan Sartono, P. 2007).
Indonesia sudah mengenal material tanah liat sebelum abad ke-19, Tetapi perkembangan genteng secara pesat di Indonesia dimulai pada tahun 1920 ketika Pemerintah Hindia Belanda membentuk Balai Keramik di Bandung dan melakukan penelitian mengenai daerah-daerah yang memiliki bahan tanah liat yang bagus untuk dibuat genteng, antara lain daerah Plered, Banyuwangi, dan Kebumen. Penggunaan genteng digalakkan oleh pemerintah Hindia Belanda antara lain untuk memerangi wabah pes yang timbul pada saat itu dengan media penularan tikus yang banyak bersarang di atap rumbia yang masih banyak dipergunakan pada masa tersebut.
Hingga saat ini, genteng masihlah merupakan bahan penutup atap favorit yang paling banyak dipergunakan, karena secara umum, genteng memiliki banyak kelebihan :
- kuat
- cara pemasangan dan perbaikan mudah
- insulasi panas yang baik
- relatif tahan terhadap api
Genteng keramik, sebenarnya memiliki bahan yang sama dengan genteng tradisional, yaitu dari tanah liat. Tetapi material tanah liat pada genteng keramik disortir, dicetak, dan dipress dengan peralatan modern di pabrik besar, sehingga memiliki kekuatan, kepresisian, dan kerapihan yang tinggi. Proses pemanasan juga dilakukan hingga suhu 1200 derajad celcius, sehingga tanah liat berubah menjadi sangat keras menyerupai keramik lantai. Pilihan warna dan finishing glazuur pada genteng keramik juga jauh lebih beragam dan halus, karena dilakukan secara mekanis dengan peralatan modern.